Hujan Deras Sebabkan Banjir, Longsor, dan Pergerakan Tanah di Sukabumi, 20 Kecamatan Terdampak




Sukabumi – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sukabumi selama dua hari berturut-turut, Selasa (3/12/2024) hingga Rabu (4/12/2024), mengakibatkan bencana meluas di wilayah tersebut. Bencana yang terjadi meliputi banjir, longsor, hingga pergerakan tanah, yang tersebar di 20 kecamatan dan 27 desa.kamis.05/12/24


Data sementara dari Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat, ada empat titik terdampak banjir, tujuh titik terdampak longsor, tujuh titik akibat cuaca ekstrem, dan empat titik terdampak pergerakan tanah. Banjir parah terjadi di Kecamatan Sagaranten dan Pabuaran akibat luapan Sungai Cikaso, yang selain merendam rumah juga menyeret enam mobil minibus. Hingga kini belum ada laporan korban jiwa akibat banjir tersebut.

Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, menyebutkan bahwa debit air di sejumlah lokasi masih tinggi, sehingga proses evakuasi terus dilakukan. "Hingga saat ini kondisi airnya masih tinggi sehingga belum bisa dilalui kendaraan. Kami masih menunggu laporan lebih lanjut dari petugas di lapangan," ujar Deden.


Dua korban ketimbun longsor Di Kecamatan Simpenan, longsor merenggut nyawa seorang balita. Sementara itu, di Kecamatan Gegerbitung, seorang warga bernama Emah (50) masih dalam pencarian. Upaya penyelamatan dilakukan dengan dukungan berbagai pihak, termasuk camat dan tim relawan.


Deden juga mengungkapkan bahwa dua ruas jalan provinsi tidak dapat diakses akibat longsor. Jalan nasional yang sempat terganggu kini tengah dalam penanganan, dan diharapkan segera normal kembali.


Bencana pergerakan tanah di Kampung Cihonje, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, menyebabkan puluhan rumah rusak dan memaksa 40 kepala keluarga (127 jiwa) mengungsi sementara ke Kantor Desa Sukamaju. Ketua RT setempat, Wawan (64), menyebutkan bahwa retakan mulai muncul sejak Selasa siang dan semakin parah pada malam hari.


“Malamnya, retakannya semakin lebar. Warga langsung kami evakuasi. Pagi harinya beberapa rumah mulai ambruk, jalan dan tanah pun ambles,” kata Wawan.

Satu kampung terpaksa dikosongkan. Meski tidak ada korban jiwa, warga berharap pemerintah memberikan solusi terbaik untuk menangani dampak bencana ini.

"Kami semua mengungsi. Rumah, harta benda, semuanya kami tinggalkan. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Tapi kami berharap pemerintah memberikan solusi terbaik," tutup Wawan. (Sumber: repelita.com)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak